Education Is A Weapon

Pendidikan adalah senjata, hal itulah yang saya renungkan akhir – akhir ini. Sebagai mantan Mahasiswa yang kuliah 2 kali dan 2 kali pulalah saya mengalami keterlambatan dalam wisuda, hal ini merupakan sesuatu yang pantas direnungkan menurut saya.

Dulu saya sempat berfikir, ngapain pula lanjut sekolah, kenapa harus sekolah bukankah yang penting bisa baca, tulis dan berhitung. Trus nglamar kerja di perusahaan, dapet gaji UMR, Jaminan Kesehatan dan Uang makan lalu sisanya bisa buat modal nikah.

Tapi ternyata pendidikan merupakan hal yang amat penting bagi diri manusia, pandidikan laksana senjata, yang mampu menjadikan manusia hidup menjadi lebih hidup, dengan pendidikan seseorang dapat berbuat lebih banyak, dengan pendidikan pula seseorang bisa menganalisis peluang atau ancaman akan kehidupannya.

Dengan Pendidikan pula seseorang bisa membantu orang lain agar terbebas dari penyakit, dan dengan pendidikan pula seseorang bisa mereparasi mesin ringan hingga berat.

Saya mengibaratkan lulusan SD laksana ksatria yang memiliki bekal sebuah pisau, jika diasah dengan baik pisau tentu bisa digunakan untuk melawan musuh dalam jangkauan serangan yang dekat.

Lulusan SMP laksana ksatria yang memiliki bekal sebuah pedang, jangkauannya lebih luas daripada pisau

Sedangkan Lulusan SMA / SMK laksana ksatria yang memiliki bekal sebuah katana, pedang panjang yang dipakai para samurai, pedang ini lebih tajam dan lebih menakutkan.

Namun berbeda dengan lulusan perguruan tinggi, Lulusan D3 bisa diibaratkan ksatria yang memiliki sebuah revolver sedangkan lulusan S1 bisa diibaratkan ksatria bersenjata laras panjang.

Tingkat pendidikan memang memiliki prestise tersendiri secara status sosial, tak heran jika banyak orang tua yang menginginkan anaknya untuk menjadi seorang sarjana agar kelak dapat mendapatkan bekal persenjataan yang lebih baik.

Namun bukan berarti pemegang ‘senjata laras panjang’ bisa mengalahkan pemegang ‘pedang’ atau ‘pisau’. Ingat sebagus apapun laras panjang atau revolver, tentu tidak akan bisa digunakan dengan optimal jika senjata tersebut tidak berisi amunisi.

Rocky Gerung pernah menyampaikan secara sarkas bahwa ijasah tidak serta merta membuktikan bahwa seorang manusia pernah berpikir. Hal ini tentu bisa dibenarkan dengan kemunculan perguruan tinggi yang meluluskan Mahasiswa siluman, dimana ketika wisuda calon mantan wisudawan tersebut kebingungan ketika ditanya wartawan “apa mata kuliah favoritnya?”

Semakin bagus senjata belum tentu bisa mengalahkan ksatria bersenjata pisau jika senjata tersebut tidak berisi amunisi, nyatanya masih ada yang kuliah hanya mengejar senjata berupa gelar, namun lupa mencari amunisi agar senjata tersebut bisa dipakai.

So konklusinya adalah, jangan ragu untuk upgrade senjata, tak apalah walau kejar paket atau ikut kursus keterampilan tertentu, karena dalam rimba kehidupan ini tak bisa dihadapi dengan ‘tangan kosong’. Sekosong – kosongnya tangan Mc Gyver, dirinya pasti menggunakan senjata berupa akal agar dapat meloloskan diri dari perangkap musuh.

Para ksatria bersenjata pisau, pedang maupun katana tentu tak perlu minder. Masih ada waktu untuk bisa mengupgrade persenjataan ataupun memanfaatkan senjata yang ada secara optimal.

Bagi para ksatria bersenjata revolver maupun laras panjang, juga tak boleh terlalu angkuh dengan gelarnya, karena secanggih – canggihnya senjata tidak akan ada apa – apanya jika tidak ada amunisi didalamnya.

Akhir kata, are you ready to go to the jungle?

 

Tinggalkan komentar